JANDA TERHORMAT
Ada sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam
yang menarik hati saya. Yang artinya seperti ini.
Dari Abu Hurairah R.A. bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi
wassalam bersabda, “ Orang yang menyantuni kaum janda dan orang-orang
miskin adalah setara dengan orang yang berjihad di jalan Allah”. Saya juga
mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda.” Dia juga
seperti orang yang bertahajjud, yang tidak merasa lelah dan seperti orang yang
berpuasa yang tidak pernah berbuka.” ( Muttafaq ‘alaih )
Saat saya telah menjual bisnis Wedding Organizer Islami
ternama di Surabaya, Agustus 2014. Sebuah bisnis yang sudah saya bangun
semenjak 1996. Semenjak saya berusia 21 tahun, kuliah semester 6, saat pengantin
baru, hingga di penghujung hancurnya rumah tangga saya di tahun 2012. Menikah
tanpa cinta, yang mencoba bertahan selama 16 tahun karena alasan ibadah. Serta
berjuta alasan yang tidak mungkin, saya tuangkan di sebuah tulisan sederhana
ini.
Dan selama itu pula, terlanjur mendapat julukan seorang
pengusaha muslimah. Dengan brand bisnis yang bernama Afada Muslim Wedding yang
terkenal itu. Dan saya selaku Owner serta Pimpinannya.
Kemudian, ketika status saya menjadi janda, lalu apakah
orang lain akan ber-empati memberikan bantuan kepada kami ?
Jawabannya “Tidak Mungkin”.
Sementara saya terbiasa, berada dalam posisi yang tangan di
atas daripada di bawah. Tentu sangat lucu, kalau saya menjadi peminta
sumbangan.
Terlebih negeri ini bernama Indonesia, bukan Arab Saudi atau
Belanda yang mensubsidi rakyatnya, meskipun mereka tidak bekerja.
Peranan, pemberi nafkah yang sebenarnya terletak pada suami.
Seperti dalam Al Quran surat Annisa’ ayat 34, yang artinya. “ Laki-laki (
suami ) itu pelindung/pemimpin bagi perempuan ( isteri ), karena Allah telah
melebihkan sebagian atas mereka, dan karena para suami telah memberikan nafkah
isterinya.”
Kenyatannya, selama 16 tahun saya berkecimpung serta jatuh
bangun dalam dunia usaha. Meski berdalih usaha yang Islami, syar’ie dan niatan
berdakwah pula. Tapi ternyata saya lupa, bahwa peranan saya tetaplah seorang
isteri yang harusnya di bawah suami. Peranan dan fungsi Al Quran surat Annisa’
ayat 34, ternyata tidak berlaku bagi kehidupan kami. Sungguh menyedihkan.
Maka wajar saja, Allah melenyapkan usaha yang saya rintis
belasan tahun, agar mau tidak mau, kami menjadi sadar, bahwa saya memiliki
fitrah asasi sebagai isteri dan seorang ibu.
Meskipun saya terkenal sangat idealis dalam menjalankan
biduk rumah tangga, tetapi yang namanya wanita tetaplah mempunyai sisi, yang ingin
di beri nafkah, di pimpin dan di lindungi seorang suami.
Banyak pihak yang merasa kecewa atas terjualnya Usaha saya,
yang telah silam itu. Tapi sebenarnya saya merasa puas 100%. Karena
sesungguhnya saya memiliki dunia baru, yang jauh lebih indah.
Jujur, sebenarnya saya merasa tidak nyaman mendapat gelar
sebagai seorang perias pengantin. Meskipun profesi itu, telah menghidupi kami
sekeluarga, selama 16 tahun.
Mengapa ?
Karena saya merasa seperti orang bodoh, yang tidak bisa berkembang secara intelektual dan spiritual. Mungkin juga, karena terlalu lama, mengurusi persoalan kasat mata duniawi, berkenaan pesta pernikahan. Yang sejatinya, pernikahan bahagia tidak terletak pada itu semua. Justru lebih pada substansi pernikahan. Yang tidak bisa di tangkap secara kasat mata, yaitu sebatas resepsi pernikahan.
Karena saya merasa seperti orang bodoh, yang tidak bisa berkembang secara intelektual dan spiritual. Mungkin juga, karena terlalu lama, mengurusi persoalan kasat mata duniawi, berkenaan pesta pernikahan. Yang sejatinya, pernikahan bahagia tidak terletak pada itu semua. Justru lebih pada substansi pernikahan. Yang tidak bisa di tangkap secara kasat mata, yaitu sebatas resepsi pernikahan.
Banyak sisi lain Etty Sunanti, yang perlu dikembangkan. Dan
itu bersifat spiritual, dan saya sangat suka. Bahkan itu talenta dari Allah
Azza wa Jalla, yang bisa jadi orang lain kesulitan melakukannya.
Apa itu ?
Ya, hobby saya dalam menjodohkan orang lain, adalah sebuah
ibadah unik, yang perlu di up grade.
Ketika, saya berstatus janda. Semakin banyak orang
beranggapan bahwa saya tidak bisa melakukan kemuliaan di publik. Karena
keterbatasan diri sebagai janda. Tentu hati ini berontak, dengan berbinar mata,
jua hati, “ Memang kalau saya janda, situ mau apa ? kalau saya janda memangnya
kenapa ? bukankah para shohabiyah Rasulullah adalah banyak para janda, yang
justru hidupnya di Jamin Allah dengan balasan Surga ?”
Justru, setelah terjualnya Afada dan status yang janda,
semakin saya tertantang mengurusi umat dengan keberanian diri, menghadapi berbagai
opini masyarakat yang agak miring tentang janda.
Saya Janda Terhormat, dengan banyak bakat yang akan saya
berikan sebagai solusi persoalan masyarakat. Dan itu membawa kemaslahatan, Why
Not ?
ASET INTELEKTUAL
Ketika, selama 16 tahun saya bergelut di dunia Wedding
Organizer, yang berakhir terjual. Meskipun secara finansial, saya kalah dan
bahkan hancur. Tapi justru penderitaan itu berbuah kebahagiaan. Hikmah selalu
kita fahami setelah kasus buruk berlalu.
Bolehlah orang kecewa dan prihatin atas lenyapnya usaha
saya, itu hak mereka. Tapi ada kenikmatan, yang mereka di luar sana, wajib tahu,
dan harus membaca tulisan saya ini.
Aset tidak harus dengan uang. Justru dream saya di usia 40
tahun, harus mempunyai aset bersifat
Knowledge dan Spiritual.
Maka inilah aset
saya..
Bahwa, syukur kepada Allah, saya telah memiliki aset besar
yang justru tidak di miliki orang lain, apa saja itu ?
1.
APPROACH SKILL : Hampir
3000 klien yang sudah kami tangani, dengan berbagai kelas dan latar belakang.
Sehingga saya bisa mengidentifikasi dengan mudah, setiap approach ke orang
lain. Itu aset terbesar yang saya miliki, sebagai publik figur. Saya bisa
memetakan kebiasaan dan kecenderungan perilaku orang lain, cukup dengan
pengalaman itu semua.
2.
KONSELING SKILL :
Dengan pendampingan tiap pasangan pra nikah hingga menikah, secara tidak
langsung, saya sering menjadi tempat curhatan 3000 an klien. Dan ini semacam
laboratorium gratis dari Allah, semacam taqdir manis buat saya. Yang tidak
mungkin dimiliki orang lain. Bukan main-main pengalaman ini, bahkan saking
“Sakti”nya saya, sampai bisa menilai dengan cepat kepribadian orang lain.
Bahkan bisa memberikan konseling dengan baik. Karena saya faham betul tentang
alur, yang harus saya lakukan itu seperti apa.
3.
TRUST : Bekerja di
bidang jasa itu tidak gampang, butuh kepercayaan luar biasa, agar citra diri
selalu terjaga. Bisa di bayangkan, sekali saja orang kecewa, maka seketika itu
nasib kita akan hancur. Semacam keniscayaan, selama 16 tahun menjadi sosok yang
harus di percaya orang lain. Dan ini modal besar yang harus saya syukuri, untuk
melanjutkan estafet kehidupan. Meski bisnis sebelumnya telah terjual.
4.
KNOWLEDGE : Bisa di
bayangkan 16 tahun bergelut dengan ribuan persoalan klien yang harus saya
selesaikan. Sudah berapa banyak input di otak, hati, mata, telinga, bahkan
seluruh anggota tubuh saya. Sehingga menghasilkan output luar biasa. Jika ditulis
setiap persoalan dan solusinya, pasti akan ada tumpukan buku tebal memenuhi
rumah kami. Dan ini adalah knowledge berharga.
5.
SPIRITUAL :
Kesabaran, Tawakkal, Keikhlashan, bahkan bercampur amarah Syaithan seperti
jengkel, kecewa, tersakiti, terdholimi, terluka dan segenap emosi. Begitupun
rasa bahagia dan sedih, telah menjadi tawa dan airmata. Dan disinilah Allah
menempa kekuatan spiritual saya, bahwa saya harus berbuat apa dalam hidup ini.
Dan aset ini, mampu membuat kepribadian saya semakin cantik
dan tentunya akan lebih menarik jika berusaha di bidang pelayanan masyarakat.
Khususnya urusan perjodohan, yang ternyata urusan ini belum banyak yang
mengurusi secara Fokus bahkan Islami.
MENGAPA HARUS BISNIS BIRO JODOH ?
Sebenarnya, mengapa bisnis WO milik saya itu hancur ?
Karena sebenarnya saya
lemah dalam urusan bisnis. Saya lebih cenderung berjiwa sosial. Sejak sekolah
SMP, SMA, Perguruan Tinggi, sampai berumah tangga. Selalu saja saya berurusan
dengan kegiatan oraganisasi sosial. Ataupun kegiatan kegiatan yang lebih pada
menolong orang lain.
Meskipun tidak menghasilkan uang, tapi ada kebahagiaan tersendiri dalam diri kami.
Meskipun tidak menghasilkan uang, tapi ada kebahagiaan tersendiri dalam diri kami.
Lemahnya manajemen, dan suka menolong orang lain,
kepentingan diri sendiri seringkali terabaikan. Aah..sudahlah, nasi sudah
menjadi bubur. Allah pasti akan mengganti setiap amalan kita, aamiin..
Belajar dari kegagalan bahwa segala sesuatu yang kita
lakukan harus terkonsep dengan baik. Di atur dengan baik. Maka sangat lucu,
kalau Biro Jodoh yang saya open, kemudian berjalan asal-asalan. Tanpa ada
pengaturan yang baik. Maka teramat na’as nasib Biro Jodoh ini kelak..
Nah, Biro Jodoh ini berawal dari hobby juga. Semenjak gadis
saya sudah sering menjodohkan orang lain. Mulai kakak ( Mas kandung ) saya
jodohkan dengan teman sekelas. Alhamdulillah sampai sekarang hidup bahagia
dikaruniai 4 orang anak yang sehat wal afiat.
Bahkan dosen saya, dengan kakak kelas saya. Teman sekelas
kuliah dengan tetangga kami. Hingga adik kandung saya dengan sahabat mantan
suami. Murid-murid binaan ngaji saya. Bahkan siapa saja yang jomblo, pasti
tidak luput dari incaran saya. Dan kesemuanya alhamdulillah berhasil, menjadi
keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
Dan ternyata apa yang saya lakukan ini, adalah turunan dari
ibu. Ibu saya bernama Tuty Setiawati, biasa di panggil ibu Amin. Karena bapak
saya bernama Amin Sukardi. Ibu malah
lebih jago lagi dalam menjodohkan orang lain. Tidak pernah kenal lelah dan
putus asa. Kalau saya terkadang masih ada ngambegnya, tapi ibu justru no way !!
Sejalan waktu, yang hobby ini secara awal, kami lakukan
secara sosial. Ternyata hidup tidak seindah yang kita bayangkan. Seiring nama
kami berdua, saya dan ibu sebagai Mak Comblang ulung. Semakin banyak yang
mengetahui keberhasilan kami dalam menjodohkan orang lain. Semakin banyak pula
orang lain yang meminta tolong kepada kami.
Nah orang meminta tolong, iya kalau cuma 1 orang, tidak
masalah. Dan kenyataannya, yang meminta tolong, ternyata banyak juga. Dan
ternyata tidak semua orang mengerti etika atau akhlaq yang mulia.
Untuk mengurusi 1 orang saja, kami membutuhkan waktu,
energi, akomodasi, fasilitas komunikasi, dan lain sebagianya. Sementara saya
adalah seorang janda, yang bisnisnya telah hilang. Menghidupi anak-anak, serta
orang tua yang perlu saya bantu.
Kemudian jika, energi kami habis buat orang lain. Dan saya
tidak memikirkan sebuah cara untuk mencukupi keperluan Biro Jodoh dengan baik.
Apalagi malah menjadi sebuah persoalan baru, alias pendholiman alias penindasan
hidup kami. Yaa Allah, astaghfirullohal adhiim. Betapa sia-sianya Allah
memberikan akal pada hamba, kemudian kami menjadi pihak yang di rugikan orang
lain.
Pernah suatu ketika, saya di bilang “Bodoh..” oleh teman
saya. Karena di Hongkong, Biro Jodoh itu sebuah pekerjaan prestisius. Bahkan
yang berhasil mendapatkan jodoh, imbalannya jika di kruskan rupiah, senilai
Milyaran rupiah. Oh My God !!
Di sini Surabaya, Jawa Timur Indonesia. Masyarakat kita
masih sangatlah egois menindas orang lain atas nama agama. Kita lihat saja,
guru les baca Al Quran akan di bayar murah meriah dibandingkan les Bahasa
Inggris, bukan ?
Nah, menjodohkan orang lain, masih dianggap sebuah perbuatan
amal sosial tolong menolong, yang hanya bermodalkan keikhlashan semata. Tidak
perlu di berikan apresiasi. Bahkan yang
lebih lucu lagi, ada sepasang orang yang berhasil kami jodohkan. Sudah gratis,
mereka tidak memberikan imbalan apa-apa, malah mereka berdua bilang ke
teman-temannya, kalau mereka teman sekolah sudah kenal sejak lama. Dan betapa
teganya, si wanita berbisik pada saya, “ Mbak Etty, tolong jangan bilang siapa-siapa
ya, kalau saya dapat jodoh dari mbak Etty. Saya sudah bilang ke teman-teman
saya kalau suami teman sekolah saya dulu.”
Sudah begitu ada lagi, saat mereka menikah tidak mengabari
kami. Nyelonong sendiri berdua, menelikung kami. Padahal seingat saya, kami
adalah orang yang sangat menjaga privasi orang lain dengan terhormat. Saat
enak, mereka lupa pada kami. Saat ada persoalan, larinya atau protes ke kami.
“Oh.. sungguh kejamnya jika demikian itu..”
Dari banyaknya kasus-kasus perjodohan yang kami alami, maka
bismillah dengan tegas justru saya harus memberanikan BIRO JODOH ini sebagai
bisnis.
Di sini, sebenarnya tantangan buat saya, untuk menghadapi
kenyataan pahit. Bahwa apa yang saya lakukan ini, anda harus menghargainya !!
Study banding saya lakukan, dari banyaknya klien yang
melaporkan kegiatan Biro Jodoh abal-abal yang memanipulasi klien. Orientasi
komersial belaka, bahkan calon pasangan yang di ta’arufkan ada yang fiktif. Bahkan
1 orang buat “boneka” di kenalkan dengan banyak wanita.
Belum lagi, bisnis biro jodoh secara online yang tidak
ubahnya, menyiapkan data dan foto peserta saja. Tanpa melihat personal secara
langsung. Entah sukses nggak sukses, pemilik biro jodoh tentu tidak mau tahu.
Ya, karena resiko menjodohkan orang itu memang berat, bukan hal yang gampang.
Jadi saya sangat memahami, jikalau hanya ada media online, nah seterusnya
silahkan urusan anda. Adalah hal paling minim resiko.
Dan maaf beribu maaf, biro jodoh kami bukan seperti orang membeli donat yang bebas menunjuk dan memilih. Tetapi, kami memiliki adab serta standart khusus dalam memproses setiap klien kami.
Dan maaf beribu maaf, biro jodoh kami bukan seperti orang membeli donat yang bebas menunjuk dan memilih. Tetapi, kami memiliki adab serta standart khusus dalam memproses setiap klien kami.
Maka bagi saya, hal semacam itu semua. Semakin membuat saya
semakin tertantang melakukan proses biro jodoh secara luas di kenal publik.
Tapi dengan cara yang Islami, syar’ie, bertanggung jawab, amanah serta
profesional
Kalau ada yang
amanah, biasanya sebatas guru/ustadz/ustadzah dan murid ngajinya. Dalam
komunitas dan golongan tertentu. Bukan secara terbuka untuk umum.
Karena memahami keterbatasan tersebut. Juga proses ta’aruf
dan pencarian jodoh adalah sebuah persoalan umat yang harus di akomodir. Maka,
bismillah saya meresmikan Biro Jodoh saya ini menggunanakan nama saya pribadi.
Yaitu “BIRO JODOH ISLAMI ETTY SUNANTI”
BIRO JODOH ISLAMI ETTY SUNANTI
Biro Jodoh Islami Etty Sunanti ini biasa kami singkat dengan
BJIE. Ada logo dan brand yang sudah kami disain khusus, supaya mudah di ingat dan
menarik. Saya gunakan warna merah sebagai simbol usaha ini. Karena merah adalah
lambang CINTA dan HATI.
Mengapa saya berikan nama saya ? karena saya ingin
meyakinkan setiap orang bahwa, “Ini loh nama saya taruhannya, kalau saya nggak
beres, tinggal getok kepala saya !!”
Ada semacam trust, ketika saya memberikan nama sebagai
jaminan publik. Di samping nama saya memang sudah terkenal di waktu sebelumnya,
sebagai pemilik Wedding Organizer Islami ternama di Surabaya. Sebuah pekerjaan
sebelumnya, yang sudah terbiasa mengurusi pernikahan orang lain. Artinya,
pekerjaan selanjutnya masih ada kaitan erat dengan pekerjaan yang di geluti
sebelumnya.
Kemudian mengapa harus di beri kata Islami ?
Karena saya ingin membatasi sekup project ini, agar tidak
terlalu meluas dan memberatkan saya. Islami bermakna apa ?
1.
Pendaftar wajib bergama
Islam, karena saya seorang muslim dan berkewajiban menolong sesama muslim.
Sesama muslim saja, seringkali berbeda pandangan dan pemikiran, apalagi berbeda
agama. Waah, tambah rumit persoalan.
2.
Tata Tertib yang kami
gunakan dengan cara Islam. Pengetahuan keagamaan saya, sangat mendasari konsep
Biro Jodoh ini. Pengetahuan saya tentang Al Qur’an, Al Hadits, Ilmu Aqidah,
Fiqih dan Akhlaq Islami sangat berperan besar dalam melaksanakan amanah ini.
3.
Jika ada kata Islami,
secara spontan masyarakat akan berasumsi tentang hal yang baik. Secara
otomatis, hal yang buruk akan mudah terisolir. Meskipun, yang namanya keburukan
bisa terjadi dimana-mana dan kapanpun. Tapi paling tidak, kata Islami bisa membuat
saya lebih comfortable.
PROMOSI BJIE
1.
Secara offline, paling
efektif adalah getok tular. Siapa saja yang berhasil kami jodohkan, dengan
sendiri mempromosikan ke teman, saudara dan handai tolan untuk meminta bantuan
kami. Yang berikutnya membagikan brosur
kepada siapa saja yang membutuhkan, atau di forum umum.
2.
Secara online, menceritakan
kisah-kisah romantika perjodohan dan kesuksesan BJIE di sosmed. Wabil khusus,
ada funpage khusus yang wajib di simak pemirsa dimanapun berada, funpage
tersebut adalah BIRO JODOH ISLAMI ETTY SUNANTI. Saya sering mengupdate status
dan segala informasi seputar kegiatan kami.
PROSEDUR BJIE
Tentu tidak akan muat. Dan tidak akan cukup waktu, jika saya
tulis di sni. Yang jelas, kami sudah mempunyai TATA TERTIB serta ATURAN yang
harus di jalankan bagi setiap pendaftar. Jangan takut mencari jodoh di Biro
Jodoh saya ini. Karena Insya’ Allah peserta yang mendaftar adalah para muslim
muslimah yang baik agama, pendidikan dan keluarganya.
Satu hal penting, setiap proses tidak harga mati, harus
cocok. Sama sekali tidak ! tapi proses di BJIE, harus sama-sama ikhlash. Ada
yang sekali ta’aruf sudah cocok, ada yang beberapa kali dengan peserta berbeda
baru cocok. Sah sah saja..
Yang pasti, kami berusaha seoptimal mungkin untuk membantu
setiap klien dengan pilihan yang terbaik.
Dan saya pribadi, dengan senang hati memberikan konseling
kepada setiap klien yang membutuhkan bantuan kami.
BISNIS DAN HOME OFFICE
Dikatakan sebuah bisnis, apabila aktifitas tersebut
menghasilkan sebuah keuntungan. Biro Jodoh Islami Etty Sunanti, bagi saya
memang sebuah bisnis. Bisnis dunia juga akhirat.
Dalam urusan dunia, membuka sebuah hubungan baru dengan
customer. Serta berinteraksi dengan mereka, adalah sebuah jalinan silaturahim
yang tidak akan pernah berakhir keuntungannya.
Rasulullah Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda
yang artinya : Dari Anas R.A. bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam
bersabda : “ Barangsiapa ingin di bentangkan rizkinya, diperpanjangkan
umurnya maka hubungkanlah silaturahim.” ( Mutaffaq ‘alaih )
Meskipun secara finansial tidaklah melimpah ruah bagaikan
milyarder, tapi saya merasakan keberkahan ( bertambahnya kebaikan ) dalam hidup
kami. Terlebih, semua proses perjodohan saya pusatkan di rumah saya. Tidak
perduli, customer orang miskin ataupun kaya, semua bagi saya sama. Silahkan
datang ke rumah, dan akan kami ta’arufkan di rumah pula.
Dan hal ini merupakan kenikmatan luar biasa bagi saya, yang
seorang janda. Tidak usah saya banyak keluar rumah, tapi para tamu berdatangan
di rumah kami. Dan itu keberkahan buat rumah dan keluarga kami. Khususnya
anak-anak saya yang perlu dekapan dan pengawasan secara 24 jam dari seorang
ibu.
Di rumah, bagi peserta BJIE tidak ada batasan waktu kapan
mereka harus hadir. Suasana sangat “kekeluargaan” bagi kami. Karena Home
Office, maka lebih cenderung bersifat fleksibel dan friendly. Dan ini sangat
membuat kami sangat nyaman berinteraksi pada siapapun.
Keuntungan Akhirat.
Di riwayatkan dari Abi Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda
: “Barangsiapa yang berjalan, mempertemukan seseorang pada wanita halal,
yang mana hendak mengumpulkan (menikahkan) keduanya, maka Allah akan memberikan
rizki seribu bidadari padanya. Dan setiap bidadari berada di istana yang
terbuat dari mutiara dan yaqut. Untuk setiap langkah kakinya dan kalimat yang
di ucapkannya ketikah hendak menjodohkan dan menikahkannya, di tulis baginya
pahala ibadah setahun, yang malamnya di gunakan untuk Qiyamul Lail, sedangkan
siangnya digunakan untuk berpuasa” ( H.R. Ibnu Majah )
Wahai insan, adakah bisnis yang sedahsyat ini ?
Rasanya haru, penuh isak air mata, telah cukup dari apapun
di dunia dan alam semesta ini. Karena jaminannya jelas mendapatkan Surga dari
Allah Azza wa Jalla.
Dan ini bisnis kelas tinggi yang secara langsung hubungan
saya dengan Tuhan Semesta Alam.
Dan terakhir, meskipun status saya ‘JANDA’ justru atas profesi
sebagai mak comblang ini, yang membuat saya merasa terhormat. Karena
meskipun
“gagal berjodoh dengan sang mantan suami”. Ternyata saya mampu
membantu orang lain bertemu jodohnya. Dan justru yang kami jodohkan, malah mendapatkan kebahagiaan,
sakinah mawaddah warahmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar