Minggu, 02 Oktober 2016

BISNIS BIRO JODOH SEORANG JANDA

JANDA TERHORMAT

Ada sebuah hadits Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam yang menarik hati saya. Yang artinya seperti ini.
Dari Abu Hurairah R.A. bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “ Orang yang menyantuni kaum janda dan orang-orang miskin adalah setara dengan orang yang berjihad di jalan Allah”. Saya juga mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda.” Dia juga seperti orang yang bertahajjud, yang tidak merasa lelah dan seperti orang yang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” ( Muttafaq ‘alaih )

Saat saya telah menjual bisnis Wedding Organizer Islami ternama di Surabaya, Agustus 2014. Sebuah bisnis yang sudah saya bangun semenjak 1996. Semenjak saya berusia 21 tahun, kuliah semester 6, saat pengantin baru, hingga di penghujung hancurnya rumah tangga saya di tahun 2012. Menikah tanpa cinta, yang mencoba bertahan selama 16 tahun karena alasan ibadah. Serta berjuta alasan yang tidak mungkin, saya tuangkan di sebuah tulisan sederhana ini.

Dan selama itu pula, terlanjur mendapat julukan seorang pengusaha muslimah. Dengan brand bisnis yang bernama Afada Muslim Wedding yang terkenal itu. Dan saya selaku Owner serta Pimpinannya.
Kemudian, ketika status saya menjadi janda, lalu apakah orang lain akan ber-empati memberikan bantuan kepada kami ?
Jawabannya “Tidak Mungkin”.

Sementara saya terbiasa, berada dalam posisi yang tangan di atas daripada di bawah. Tentu sangat lucu, kalau saya menjadi peminta sumbangan.
Terlebih negeri ini bernama Indonesia, bukan Arab Saudi atau Belanda yang mensubsidi rakyatnya, meskipun mereka tidak bekerja.

Peranan, pemberi nafkah yang sebenarnya terletak pada suami. Seperti dalam Al Quran surat Annisa’ ayat 34, yang artinya. “ Laki-laki ( suami ) itu pelindung/pemimpin bagi perempuan ( isteri ), karena Allah telah melebihkan sebagian atas mereka, dan karena para suami telah memberikan nafkah isterinya.”

Kenyatannya, selama 16 tahun saya berkecimpung serta jatuh bangun dalam dunia usaha. Meski berdalih usaha yang Islami, syar’ie dan niatan berdakwah pula. Tapi ternyata saya lupa, bahwa peranan saya tetaplah seorang isteri yang harusnya di bawah suami. Peranan dan fungsi Al Quran surat Annisa’ ayat 34, ternyata tidak berlaku bagi kehidupan kami. Sungguh menyedihkan.

Maka wajar saja, Allah melenyapkan usaha yang saya rintis belasan tahun, agar mau tidak mau, kami menjadi sadar, bahwa saya memiliki fitrah asasi sebagai isteri dan seorang ibu.
Meskipun saya terkenal sangat idealis dalam menjalankan biduk rumah tangga, tetapi yang namanya wanita tetaplah mempunyai sisi, yang ingin di beri nafkah, di pimpin dan di lindungi seorang suami.
Banyak pihak yang merasa kecewa atas terjualnya Usaha saya, yang telah silam itu. Tapi sebenarnya saya merasa puas 100%. Karena sesungguhnya saya memiliki dunia baru, yang jauh lebih indah.

Jujur, sebenarnya saya merasa tidak nyaman mendapat gelar sebagai seorang perias pengantin. Meskipun profesi itu, telah menghidupi kami sekeluarga, selama 16 tahun.

Mengapa ?

 Karena saya merasa seperti orang bodoh, yang tidak bisa berkembang secara intelektual dan spiritual. Mungkin  juga, karena terlalu lama, mengurusi persoalan kasat mata duniawi, berkenaan pesta pernikahan. Yang sejatinya, pernikahan bahagia tidak terletak pada itu semua. Justru  lebih pada substansi pernikahan. Yang tidak bisa di tangkap secara kasat mata, yaitu sebatas resepsi pernikahan.

Banyak sisi lain Etty Sunanti, yang perlu dikembangkan. Dan itu bersifat spiritual, dan saya sangat suka. Bahkan itu talenta dari Allah Azza wa Jalla, yang bisa jadi orang lain kesulitan melakukannya.

Apa itu ?

Ya, hobby saya dalam menjodohkan orang lain, adalah sebuah ibadah unik, yang perlu di up grade.
Ketika, saya berstatus janda. Semakin banyak orang beranggapan bahwa saya tidak bisa melakukan kemuliaan di publik. Karena keterbatasan diri sebagai janda. Tentu hati ini berontak, dengan berbinar mata, jua hati, “ Memang kalau saya janda, situ mau apa ? kalau saya janda memangnya kenapa ? bukankah para shohabiyah Rasulullah adalah banyak para janda, yang justru hidupnya di Jamin Allah dengan balasan Surga ?”

Justru, setelah terjualnya Afada dan status yang janda, semakin saya tertantang mengurusi umat dengan keberanian diri, menghadapi berbagai opini masyarakat yang agak miring tentang janda.
Saya Janda Terhormat, dengan banyak bakat yang akan saya berikan sebagai solusi persoalan masyarakat. Dan itu membawa kemaslahatan, Why Not ?


ASET INTELEKTUAL

Ketika, selama 16 tahun saya bergelut di dunia Wedding Organizer, yang berakhir terjual. Meskipun secara finansial, saya kalah dan bahkan hancur. Tapi justru penderitaan itu berbuah kebahagiaan. Hikmah selalu kita fahami setelah kasus buruk berlalu.
Bolehlah orang kecewa dan prihatin atas lenyapnya usaha saya, itu hak mereka. Tapi ada kenikmatan, yang mereka di luar sana, wajib tahu, dan harus membaca tulisan saya ini.

Aset tidak harus dengan uang. Justru dream saya di usia 40 tahun, harus mempunyai  aset bersifat Knowledge dan Spiritual.
 Maka inilah aset saya..
Bahwa, syukur kepada Allah, saya telah memiliki aset besar yang justru tidak di miliki orang lain, apa saja itu ?

1.       APPROACH SKILL : Hampir 3000 klien yang sudah kami tangani, dengan berbagai kelas dan latar belakang. Sehingga saya bisa mengidentifikasi dengan mudah, setiap approach ke orang lain. Itu aset terbesar yang saya miliki, sebagai publik figur. Saya bisa memetakan kebiasaan dan kecenderungan perilaku orang lain, cukup dengan pengalaman itu semua.

2.       KONSELING SKILL : Dengan pendampingan tiap pasangan pra nikah hingga menikah, secara tidak langsung, saya sering menjadi tempat curhatan 3000 an klien. Dan ini semacam laboratorium gratis dari Allah, semacam taqdir manis buat saya. Yang tidak mungkin dimiliki orang lain. Bukan main-main pengalaman ini, bahkan saking “Sakti”nya saya, sampai bisa menilai dengan cepat kepribadian orang lain. Bahkan bisa memberikan konseling dengan baik. Karena saya faham betul tentang alur, yang harus saya lakukan itu seperti apa.


3.       TRUST : Bekerja di bidang jasa itu tidak gampang, butuh kepercayaan luar biasa, agar citra diri selalu terjaga. Bisa di bayangkan, sekali saja orang kecewa, maka seketika itu nasib kita akan hancur. Semacam keniscayaan, selama 16 tahun menjadi sosok yang harus di percaya orang lain. Dan ini modal besar yang harus saya syukuri, untuk melanjutkan estafet kehidupan. Meski bisnis sebelumnya telah terjual.

4.       KNOWLEDGE : Bisa di bayangkan 16 tahun bergelut dengan ribuan persoalan klien yang harus saya selesaikan. Sudah berapa banyak input di otak, hati, mata, telinga, bahkan seluruh anggota tubuh saya. Sehingga menghasilkan output luar biasa. Jika ditulis setiap persoalan dan solusinya, pasti akan ada tumpukan buku tebal memenuhi rumah kami. Dan ini adalah knowledge berharga.

5.       SPIRITUAL : Kesabaran, Tawakkal, Keikhlashan, bahkan bercampur amarah Syaithan seperti jengkel, kecewa, tersakiti, terdholimi, terluka dan segenap emosi. Begitupun rasa bahagia dan sedih, telah menjadi tawa dan airmata. Dan disinilah Allah menempa kekuatan spiritual saya, bahwa saya harus berbuat apa dalam hidup ini.

Dan aset ini, mampu membuat kepribadian saya semakin cantik dan tentunya akan lebih menarik jika berusaha di bidang pelayanan masyarakat. Khususnya urusan perjodohan, yang ternyata urusan ini belum banyak yang mengurusi secara Fokus bahkan Islami.


MENGAPA HARUS BISNIS BIRO JODOH ?

Sebenarnya, mengapa bisnis WO milik saya itu hancur ?
 Karena sebenarnya saya lemah dalam urusan bisnis. Saya lebih cenderung berjiwa sosial. Sejak sekolah SMP, SMA, Perguruan Tinggi, sampai berumah tangga. Selalu saja saya berurusan dengan kegiatan oraganisasi sosial. Ataupun kegiatan kegiatan yang lebih pada menolong orang lain.
Meskipun tidak menghasilkan uang, tapi ada kebahagiaan tersendiri dalam diri kami.

Lemahnya manajemen, dan suka menolong orang lain, kepentingan diri sendiri seringkali terabaikan. Aah..sudahlah, nasi sudah menjadi bubur. Allah pasti akan mengganti setiap amalan kita, aamiin..

Belajar dari kegagalan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus terkonsep dengan baik. Di atur dengan baik. Maka sangat lucu, kalau Biro Jodoh yang saya open, kemudian berjalan asal-asalan. Tanpa ada pengaturan yang baik. Maka teramat na’as nasib Biro Jodoh ini kelak..

Nah, Biro Jodoh ini berawal dari hobby juga. Semenjak gadis saya sudah sering menjodohkan orang lain. Mulai kakak ( Mas kandung ) saya jodohkan dengan teman sekelas. Alhamdulillah sampai sekarang hidup bahagia dikaruniai 4 orang anak yang sehat wal afiat.
Bahkan dosen saya, dengan kakak kelas saya. Teman sekelas kuliah dengan tetangga kami. Hingga adik kandung saya dengan sahabat mantan suami. Murid-murid binaan ngaji saya. Bahkan siapa saja yang jomblo, pasti tidak luput dari incaran saya. Dan kesemuanya alhamdulillah berhasil, menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Dan ternyata apa yang saya lakukan ini, adalah turunan dari ibu. Ibu saya bernama Tuty Setiawati, biasa di panggil ibu Amin. Karena bapak saya bernama Amin Sukardi.  Ibu malah lebih jago lagi dalam menjodohkan orang lain. Tidak pernah kenal lelah dan putus asa. Kalau saya terkadang masih ada ngambegnya, tapi ibu justru no way !!

Sejalan waktu, yang hobby ini secara awal, kami lakukan secara sosial. Ternyata hidup tidak seindah yang kita bayangkan. Seiring nama kami berdua, saya dan ibu sebagai Mak Comblang ulung. Semakin banyak yang mengetahui keberhasilan kami dalam menjodohkan orang lain. Semakin banyak pula orang lain yang meminta tolong kepada kami.

Nah orang meminta tolong, iya kalau cuma 1 orang, tidak masalah. Dan kenyataannya, yang meminta tolong, ternyata banyak juga. Dan ternyata tidak semua orang mengerti etika atau akhlaq yang mulia.
Untuk mengurusi 1 orang saja, kami membutuhkan waktu, energi, akomodasi, fasilitas komunikasi, dan lain sebagianya. Sementara saya adalah seorang janda, yang bisnisnya telah hilang. Menghidupi anak-anak, serta orang tua yang perlu saya bantu.

Kemudian jika, energi kami habis buat orang lain. Dan saya tidak memikirkan sebuah cara untuk mencukupi keperluan Biro Jodoh dengan baik. Apalagi malah menjadi sebuah persoalan baru, alias pendholiman alias penindasan hidup kami. Yaa Allah, astaghfirullohal adhiim. Betapa sia-sianya Allah memberikan akal pada hamba, kemudian kami menjadi pihak yang di rugikan orang lain.

Pernah suatu ketika, saya di bilang “Bodoh..” oleh teman saya. Karena di Hongkong, Biro Jodoh itu sebuah pekerjaan prestisius. Bahkan yang berhasil mendapatkan jodoh, imbalannya jika di kruskan rupiah, senilai Milyaran rupiah. Oh My God !!

Di sini Surabaya, Jawa Timur Indonesia. Masyarakat kita masih sangatlah egois menindas orang lain atas nama agama. Kita lihat saja, guru les baca Al Quran akan di bayar murah meriah dibandingkan les Bahasa Inggris, bukan ?

Nah, menjodohkan orang lain, masih dianggap sebuah perbuatan amal sosial tolong menolong, yang hanya bermodalkan keikhlashan semata. Tidak perlu di berikan apresiasi.  Bahkan yang lebih lucu lagi, ada sepasang orang yang berhasil kami jodohkan. Sudah gratis, mereka tidak memberikan imbalan apa-apa, malah mereka berdua bilang ke teman-temannya, kalau mereka teman sekolah sudah kenal sejak lama. Dan betapa teganya, si wanita berbisik pada saya, “ Mbak Etty, tolong jangan bilang siapa-siapa ya, kalau saya dapat jodoh dari mbak Etty. Saya sudah bilang ke teman-teman saya kalau suami teman sekolah saya dulu.”

Sudah begitu ada lagi, saat mereka menikah tidak mengabari kami. Nyelonong sendiri berdua, menelikung kami. Padahal seingat saya, kami adalah orang yang sangat menjaga privasi orang lain dengan terhormat. Saat enak, mereka lupa pada kami. Saat ada persoalan, larinya atau protes ke kami. “Oh.. sungguh kejamnya jika demikian itu..”

Dari banyaknya kasus-kasus perjodohan yang kami alami, maka bismillah dengan tegas justru saya harus memberanikan BIRO JODOH ini sebagai bisnis.

Di sini, sebenarnya tantangan buat saya, untuk menghadapi kenyataan pahit. Bahwa apa yang saya lakukan ini, anda harus menghargainya !!

Study banding saya lakukan, dari banyaknya klien yang melaporkan kegiatan Biro Jodoh abal-abal yang memanipulasi klien. Orientasi komersial belaka, bahkan calon pasangan yang di ta’arufkan ada yang fiktif. Bahkan 1 orang buat “boneka” di kenalkan dengan banyak wanita.

Belum lagi, bisnis biro jodoh secara online yang tidak ubahnya, menyiapkan data dan foto peserta saja. Tanpa melihat personal secara langsung. Entah sukses nggak sukses, pemilik biro jodoh tentu tidak mau tahu. Ya, karena resiko menjodohkan orang itu memang berat, bukan hal yang gampang. Jadi saya sangat memahami, jikalau hanya ada media online, nah seterusnya silahkan urusan anda. Adalah hal paling minim resiko.

Dan maaf beribu maaf, biro jodoh kami bukan seperti orang membeli donat yang bebas menunjuk dan memilih. Tetapi, kami memiliki adab serta standart khusus dalam memproses setiap klien kami.

Maka bagi saya, hal semacam itu semua. Semakin membuat saya semakin tertantang melakukan proses biro jodoh secara luas di kenal publik. Tapi dengan cara yang Islami, syar’ie, bertanggung jawab, amanah serta profesional

 Kalau ada yang amanah, biasanya sebatas guru/ustadz/ustadzah dan murid ngajinya. Dalam komunitas dan golongan tertentu. Bukan secara terbuka untuk umum.

Karena memahami keterbatasan tersebut. Juga proses ta’aruf dan pencarian jodoh adalah sebuah persoalan umat yang harus di akomodir. Maka, bismillah saya meresmikan Biro Jodoh saya ini menggunanakan nama saya pribadi. Yaitu “BIRO JODOH ISLAMI ETTY SUNANTI”


BIRO JODOH ISLAMI ETTY SUNANTI

Biro Jodoh Islami Etty Sunanti ini biasa kami singkat dengan BJIE. Ada logo dan brand yang sudah kami disain khusus, supaya mudah di ingat dan menarik. Saya gunakan warna merah sebagai simbol usaha ini. Karena merah adalah lambang CINTA dan HATI.
Mengapa saya berikan nama saya ? karena saya ingin meyakinkan setiap orang bahwa, “Ini loh nama saya taruhannya, kalau saya nggak beres, tinggal getok kepala saya !!”

Ada semacam trust, ketika saya memberikan nama sebagai jaminan publik. Di samping nama saya memang sudah terkenal di waktu sebelumnya, sebagai pemilik Wedding Organizer Islami ternama di Surabaya. Sebuah pekerjaan sebelumnya, yang sudah terbiasa mengurusi pernikahan orang lain. Artinya, pekerjaan selanjutnya masih ada kaitan erat dengan pekerjaan yang di geluti sebelumnya.

Kemudian mengapa harus di beri kata Islami ?
Karena saya ingin membatasi sekup project ini, agar tidak terlalu meluas dan memberatkan saya. Islami bermakna apa ?
1.       Pendaftar wajib bergama Islam, karena saya seorang muslim dan berkewajiban menolong sesama muslim. Sesama muslim saja, seringkali berbeda pandangan dan pemikiran, apalagi berbeda agama. Waah, tambah rumit persoalan.

2.       Tata Tertib yang kami gunakan dengan cara Islam. Pengetahuan keagamaan saya, sangat mendasari konsep Biro Jodoh ini. Pengetahuan saya tentang Al Qur’an, Al Hadits, Ilmu Aqidah, Fiqih dan Akhlaq Islami sangat berperan besar dalam melaksanakan amanah ini.
3.       Jika ada kata Islami, secara spontan masyarakat akan berasumsi tentang hal yang baik. Secara otomatis, hal yang buruk akan mudah terisolir. Meskipun, yang namanya keburukan bisa terjadi dimana-mana dan kapanpun. Tapi paling tidak, kata Islami bisa membuat saya lebih comfortable.


PROMOSI BJIE

1.       Secara offline, paling efektif adalah getok tular. Siapa saja yang berhasil kami jodohkan, dengan sendiri mempromosikan ke teman, saudara dan handai tolan untuk meminta bantuan kami.  Yang berikutnya membagikan brosur kepada siapa saja yang membutuhkan, atau di forum umum.
2.       Secara online, menceritakan kisah-kisah romantika perjodohan dan kesuksesan BJIE di sosmed. Wabil khusus, ada funpage khusus yang wajib di simak pemirsa dimanapun berada, funpage tersebut adalah BIRO JODOH ISLAMI ETTY SUNANTI. Saya sering mengupdate status dan segala informasi seputar kegiatan kami.



PROSEDUR BJIE

Tentu tidak akan muat. Dan tidak akan cukup waktu, jika saya tulis di sni. Yang jelas, kami sudah mempunyai TATA TERTIB serta ATURAN yang harus di jalankan bagi setiap pendaftar. Jangan takut mencari jodoh di Biro Jodoh saya ini. Karena Insya’ Allah peserta yang mendaftar adalah para muslim muslimah yang baik agama, pendidikan dan keluarganya.

Satu hal penting, setiap proses tidak harga mati, harus cocok. Sama sekali tidak ! tapi proses di BJIE, harus sama-sama ikhlash. Ada yang sekali ta’aruf sudah cocok, ada yang beberapa kali dengan peserta berbeda baru cocok. Sah sah saja..
Yang pasti, kami berusaha seoptimal mungkin untuk membantu setiap klien dengan pilihan yang terbaik.

Dan saya pribadi, dengan senang hati memberikan konseling kepada setiap klien yang membutuhkan bantuan kami.

BISNIS DAN HOME OFFICE

Dikatakan sebuah bisnis, apabila aktifitas tersebut menghasilkan sebuah keuntungan. Biro Jodoh Islami Etty Sunanti, bagi saya memang sebuah bisnis. Bisnis dunia juga akhirat.
Dalam urusan dunia, membuka sebuah hubungan baru dengan customer. Serta berinteraksi dengan mereka, adalah sebuah jalinan silaturahim yang tidak akan pernah berakhir keuntungannya.

Rasulullah Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda yang artinya : Dari Anas R.A. bahwa Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “ Barangsiapa ingin di bentangkan rizkinya, diperpanjangkan umurnya maka hubungkanlah silaturahim.” ( Mutaffaq ‘alaih )

Meskipun secara finansial tidaklah melimpah ruah bagaikan milyarder, tapi saya merasakan keberkahan ( bertambahnya kebaikan ) dalam hidup kami. Terlebih, semua proses perjodohan saya pusatkan di rumah saya. Tidak perduli, customer orang miskin ataupun kaya, semua bagi saya sama. Silahkan datang ke rumah, dan akan kami ta’arufkan di rumah pula.

Dan hal ini merupakan kenikmatan luar biasa bagi saya, yang seorang janda. Tidak usah saya banyak keluar rumah, tapi para tamu berdatangan di rumah kami. Dan itu keberkahan buat rumah dan keluarga kami. Khususnya anak-anak saya yang perlu dekapan dan pengawasan secara 24 jam dari seorang ibu.

Di rumah, bagi peserta BJIE tidak ada batasan waktu kapan mereka harus hadir. Suasana sangat “kekeluargaan” bagi kami. Karena Home Office, maka lebih cenderung bersifat fleksibel dan friendly. Dan ini sangat membuat kami sangat nyaman berinteraksi pada siapapun.

 Keuntungan Akhirat.

Di riwayatkan dari Abi Hurairah, dari Nabi, beliau bersabda : “Barangsiapa yang berjalan, mempertemukan seseorang pada wanita halal, yang mana hendak mengumpulkan (menikahkan) keduanya, maka Allah akan memberikan rizki seribu bidadari padanya. Dan setiap bidadari berada di istana yang terbuat dari mutiara dan yaqut. Untuk setiap langkah kakinya dan kalimat yang di ucapkannya ketikah hendak menjodohkan dan menikahkannya, di tulis baginya pahala ibadah setahun, yang malamnya di gunakan untuk Qiyamul Lail, sedangkan siangnya digunakan untuk berpuasa” ( H.R. Ibnu Majah )

Wahai insan, adakah bisnis yang sedahsyat ini ?

Rasanya haru, penuh isak air mata, telah cukup dari apapun di dunia dan alam semesta ini. Karena jaminannya jelas mendapatkan Surga dari Allah Azza wa Jalla.
Dan ini bisnis kelas tinggi yang secara langsung hubungan saya dengan Tuhan Semesta Alam.

Dan terakhir, meskipun status saya ‘JANDA’ justru atas profesi sebagai mak comblang ini, yang  membuat saya merasa terhormat. Karena meskipun
 “gagal berjodoh dengan sang mantan suami”. Ternyata saya mampu membantu orang lain bertemu  jodohnya.  Dan justru yang kami jodohkan, malah mendapatkan kebahagiaan, sakinah mawaddah warahmah.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar